Pengarang dan Ekspresi Kepengarangan dalam karya Historiografi Melayu Authorship and Expression of Authorship in Malay Historiography
Main Article Content
Abstract
The thinking and writing talent that preceded the time placed the traditional Malay author as a special man in his time. In the Qur'an (Al-Mujadalah: 11) Allah has promised a high position and rank to his creatures who believe and know. In this regard, a firm faith in the Creator and loyalty to the government placed the traditional Malay author as an individual respected by his contemporaries. The traditional Malay author is not an individual who just writes a "nonsense" about his time. What is noted is that things really happen based on the concept of thinking and the horizon of expectations of the community.
Daya fikir dan bakat kepengarangan yang mendahului zaman meletakkan pengarang Melayu tradisional sebagai manusia istimewa pada zamannya. Dalam al-Quran (Al-Mujadalah: 11) Allah telah menjanjikan kedudukan dan darjat yang tinggi kepada makhluknya yang beriman dan berilmu. Sehubungan itu, keimanan yang teguh kepada Pencipta dan kesetiaan terhadap pemerintah meletakkan pengarang Melayu tradisional sebagai individu yang disegani oleh masyarakat sezamannya. Pengarang Melayu tradisional bukanlah individu yang hanya menulis suatu "omongan kosong" tentang zamannya. Yang dicatat adalah perkara yang benar-benar berlaku berteraskan konsep pemikiran dan horizon of expectation masyarakatnya.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.